Sepanjang pencarian itu, Rois telah menyiapkan sebilah belati. Siap dihunjamkan ke dada orang yang bertanggung jawab atas hilangnya Teja, anaknya semata wayang. Dia telah menapaki ribuan kilometer tepian Sungai Alas dari hilir ke hulu yang merentangkan waktu hingga belasan tahun. Hanya untuk menemukan jawab muasal penculikan itu. Pencarian itu pun membawa ingatannya pada masa pemberontakan ketika malam itu ayahnya dijemput paksa, dan tak pernah kembali. Waktu itu orang-orang berkata jenazahnya pastilah salah satu dari ratusan jasad tak utuh yang terapung di Sungai Asahan. Apakah takdir bisa berulang? Dia sudah berada di ujung perjalanan ketika seorang pemancing di tepi bendungan berikan pengakuan dan siap menebus dosa. Kini belati akan bicara. Lelaki itu harus didera dengan rasa sakit seperti yang dirasakan Teja.