Membaca Filosofi Endog sempat membuatku penasaran. Kenapa ya, kok di bab-bab awal justru yang dibahas tentang hal yang berkaitan dalam hidup secara mendasar. Ketika masuk ke bab menjelang akhir, barulah alasan terkait Filosofi Endog ini terungkap.
Seperti kata pepatah ‘save the best for last’ sepertinya buku ini menganut prinsip seperti ini ya. Tapi, kalau ditanya apakah buku ini seperti buku filosofi lain? Jujur aja, buatku pribadi, pembahasan filosofinya hanya sekitar 5% saja. Sisanya, ini seperti life guidance book.
Chef Arnold membagikan pengalamannya dalam dunia bisnis hingga sebagai sosok influencer. Bagaimana dia menjalani hidup dan apa saja hal dalam hidup yang sering membuat manusia berhenti di tempat. Untuk cara pembahasannya, enggak begitu susah dicerna, cenderung ringan. Jadi, bisa dinikmati sambil santai.
Kartu Tanda Buku
Judul : Filosofi Endog
Penulis : Arnold Poernomo
Halaman : 137
Format:Buku Fisik
Bahasa : Indonesia
Ilustrasi : Alam Taslim
Diterbitkan oleh Falcon Publishing
ISBN : 9786026714701
Review Filosofi Endog
Kenapa endog? Endog itu artinya telur. Apa karena Chef Arnold ini berkecimpung di bidang F&B terus jadi suka telur? Baiklah, mari kita sedikit membahas tentang Filosofi Endog ini.
Menurut Chef Arnold, kita semua manusia itu sama seperti ayam. Kenapa? Karena proses kita dimulai dari telur. Kalau ayam menetas dari telur. Dan manusia akan menjadi embrio jika SEL TELUR dibuahi.
Pada bagian telur yang akan dijadikan bahan makanan. Terdapat banyak fungsi. Seperti kuning telur dan putih telur yang kadang dipisah untuk fungsi berbeda. Sampai sajian dari telur ini yang juga berbeda. Sama seperti manusia yang terlahir dengan bakat dan kekurangan berbeda. Tinggal manusianya itu sendiri apakah bisa mengoptimalkan fungsi dirinya sendiri atau enggak?
Chef Arnold juga mengumpamakan kekuatan manusia kadang ditempa dapat menghasilkan perubahan yang berbeda. Seperti telur, yang ketika direbus maka cangkangnya tetap melindungi isi di dalamnya. Dan isi dalam telur justru berubah menjadi padat. Sama seperti manusia, ketika gelombang kehidupan menempa dan penuh tekanan, banyak yang tetap semangat pantang menyerah.
KUTIPAN DALAM BUKU
"It's okay to be soft, it's okay to take a break, asal jangan pernah broken"
“Seorang dengan positive attitude biasanya memiliki kemampuan beradaptasi yang baik terhadap apa yang terjadi di sekitarnya atau lingkungannya.”
“Kendalikan filter alami yang ada di otak kita.”
“Ibaratnya gelas setengah kosong sama gelas berisi penuh bunyinya pasti beda. Itu adalah substansinya. Substansi di konten.”
“It’s okay to take a break. Take your time and sleep a little bit more before you make a decision.”
“Enggak usah memaksakan pengin cepat sampai. Paling enggak kita ada di posisi menuju ke sana. Itu yang paling penting.”
“Find the balance. Take and give. You take everything now. You will lose everything later.”
“Acceptance. You have to know. It’s okay to cry. It’s okay to be upset. It’s okay to be hurt. It’s okay to have all those feelings.”
Penutup
Filosofi endog enggak akan langsung menjawab rasa penasaran mengenai 'buku ini tentang apa sih?' Alih-alih justru akan dihidangkan hal mendasar dalam hidup yang dibahas secara padat dan singkat. Persis seperti sosok chef Arnold yang tampak di layar televisi, no neko-neko dan enggak mau bertele-tele. Straight to the point.
Buat yang butuh bacaan nonfiksi ringan. Cuss dibaca Filosofi Endog-nya. Tenang..enggak akan kelaperan karena bayangin makanan kok. Karena memang enggak ada bahasan tentang makanan di sini.